Bandar Lampung – Sebanyak 15 mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon FISIP Universitas Lampung, berkunjung ke Mahan Demokrasi KPU Kota Bandar Lampung, Kamis (29/03/18) petang. Kunjungan yang bertajuk “Sekolah Demokrasi” itu mengangkat tema isu-isu starategis Undang-Undang Pemilu No 7 Tahun 2017 dan peran KPU Kota Bandar Lampung dalam pemilihan kepala daerah.
Ketua PMII Rayon FISIP Unila, Ahmad Roby Ulzikri mengatakan, tujuan dari kunjungan tersebut adalah rangka pembelajaran demokrasi melalui pemahaman dan pengenalan undang-undang pemilu dan juga pembelajaran pemilu di Mahan Demokrasi “Kami ingin belajar tentang pelaksaan pemilu mendatang, dan bagaimana KPU sebagai lembaga negara melaksanakan tugas dan fungsinya,” kata Roby.
Para mahasiswa itu berdiskusi di Mahan Demokrasi dengan ketua KPU Kota Bandar Lampung, Fauzi Heri, Komisioner KPU Kota Bandar Lampung, Fadilasari, dan sekretaris KPU, Jainudin.
Fadilasari meminta agar kader PMII menjadi pemilih yang cerdas dan aktif berpartisipasi dalam setiap moment kepemiluan. “Sekarang ini adalah tahapan pengumuman daftar pemilih sementara (DPS). Ayo, coba cek nama masing-masing, apakah sudah masuk semua dalam daftar pemilih,” katanya.
Bila sudah masuk dalam daftar pemilih, jangan sampai tidak menggunakan hak pilihnya. “Mahasiswa zaman sekarang makin kritis, tentunya bisa memilih pemimpin secara cerdas. Jangan sampai Golput, itu berarti mengabaikan hak pilih kalian sebagai warga negara,” katanya.
Usai berdiskusi, mahasiswa lalu menonton film dokumenter pelaksanaan Pilwakot di Bandar Lampung tahun 2015 lalu. “Setelah menonton film itu, kami jadi tahu, ternyata tahapan pemilihan itu sangat panjang. Dimulai dari pendataan pemilih, pencalonan, penetapan calon, kampanye, sosialisasi, pencetakan logistik, baru kemudian tahap pemungutan suara,” kata Roby.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penjelasan simulasi pemungutan suara di ruang di simulasi, dipandu oleh staf Kasubbag Teknis KPU Kota Bandar Lampung, Manzully Arwan. Suasananya yang sangat rilek, membuat mahasiswa kembali berdiskusi tentang tahapan pemilu.
(Wahyu Nita Sari)